Tuesday, August 20, 2013

Solusi untuk Orang yang Pelupa setelah Menikah


Berikut tanya jawab tentang kasus orang yang pelupa setelah menikah, 

T : Saya seorang karyawati di sebuah perusahaan nasional di Surabaya, berusia 23 tahun. Setelah saya menikah bulan Oktober yang lalu, entah apa yang terjadi pada diri saya. Beberapa dari teman saya bahkan menyebut saya ‘berada di dunia lain’.
Hal-hal kecil yang tak saya sadari selalu terjadi. Sebagai contoh, saya mengantongi 2 buah kunci rumah saat ke kantor. Suami saya marah karena dia terkunci dalam rumah. Padahal sebelum saya meninggalkan rumah, saya ingat saya hanya membawa 1 kunci. Contoh yang lain, saya bisa lupa dengan barang yang saya letakkan 5 menit lalu. Padahal selama ini saya dikenal teman-teman sebagai orang yang kuat daya ingatnya. Apakah saya mulai pelupa? Apa yang terjadi pada diri pribadi saya? Mengapa saya bisa mengalami hal ini?

J : Saudari Lina yang sedang bingung,

Saya lihat Saudari merupakan orang yang cukup kritis dan mampu berpikir logis. Hal ini bisa dilihat dari kemauan Saudari untuk mencari pertolongan (sehingga bisa sampai di www.konsultasipsikologi.com) dan cara penyampaian permasalahan.

Saudari Lina telah menjelaskan persoalan yang dihadapi secara singkat, dan diakhiri dengan bertanya “apa sebabnya”. Mari kita telaah bersama.

Permasalahan Saudari berawal sejak pernikahan pada bulan Oktober yang lalu. Berarti ini adalah penyebab utama persoalan. Ada dua kemungkinan:
1. penyebabnya adalah faktor pernikahan
2. penyebabnya adalah faktor non-pernikahan

Namun, berdasarkan cara Saudari Lina menyampaikan masalahnya, saya beranggapan bahwa masalah ini disebabkan oleh faktor pernikahan. Memang pernikahan adalah event besar dalam hidup seseorang, dan tidak jarang hal ini akan berpengaruh terhadap karakternya.

Hal-hal yang Saudari ceritakan (lupa kunci rumah, lupa meletakkan barang) menunjukkan bahwa Saudari sudah mulai “pelupa”. Manusia bisa menjadi “pelupa” secara alami (faktor usia) atau tidak alami (faktor pikiran). Pikiran yang melayang-layang akan menyebabkan kita tidak konsentrasi, sehingga pikiran tidak fokus terhadap hal yang sedang dikerjakan atau lingkungan sekeliling. Akibatnya kita menjadi “pelupa”.

Saudari Lina masih sangat muda, baru 23 tahun. Pasti masalah lupa ini bukan disebabkan oleh faktor usia. Berarti ada FAKTOR PIKIRAN yang mengganggu kemampuan Saudari untuk fokus terhadap apa yang sedang dikerjakan. Faktor pikiran ini seringkali berada di alam bawah sadar: sesuatu yang selalu Saudari pikirkan tanpa sadar dan kadang terbawa mimpi. Hal ini bisa berupa banyak hal: ketakutan Saudari terhadap suatu hal, keinginan terpendam yang tidak bisa terwujud, penyesalan, rasa rendah diri, rasa tidak puas, dan masih banyak lagi.

Karena permasalahan ini dimulai sejak Saudari menikah, dan gejala “pelupa” ini disebabkan oleh faktor pikiran, berarti ada sesuatu dalam pernikahan Saudari yang selalu menjadi bahan pikiran Saudari (secara tidak sadar). Apakah suami Saudari? Mertua, lingkungan, anak, masa depan, atau hal lainnya?

Ini tidak bisa saya jawab, karena Saudari tidak menjelaskan apapun mengenai pernikahan Saudari. Dunia ini berjalan mengikuti hukum sebab-akibat. Jika ada akibat, pasti ada sebabnya. Saya menunggu penjelasan Saudari mengenai pernikahan Saudari dan hal-hal apa yag menjadi bahan pikiran selama enam bulan terakhir ini.

By: konsultasipsikologi.com

No comments:

Post a Comment